Apa Itu Muslim Pro? dan Fakta – Fakta Tentang Aplikasi Muslim Pro

Kabar bahwa aplikasi Muslim Pro menjual data penggunanya ke militer AS mengejutkan public diakhir 2020 lalu. Seperti yang kita semua tahu, militer AS membeli data untuk mendapatkan lokasi pengguna.

Cerita sebenarnya bagaimana ya? Tentu kita bertanya-tanya mengenai kebenaran atau ketidak benaran dari kontroversi yang cukup riuh ini.

Apa Itu Muslim Pro?

Sebelum masuk dalam permasalahannya, mari kita pahami terlebih dahulu mengenai “apa itu Muslim Pro”. Muslim Pro menghadirkan fitur pengingat waktu sholat dan Quran elektronik yang dilengkapi dengan teks Arab.

Aplikasi ini berisi fungsi untuk menandai waktu sholat sesuai dengan lokasi pengguna, Azan, kompas untuk arah kiblat dan audio lengkap Alquran, serta 16 bahasa yang berbeda. Aplikasi Islamic Pro pertama kali dirilis di Apple Store App pada Agustus 2010.

Pengguna aplikasi Muslim Pro sebagian besar berasal dari Prancis, Inggris Raya, Jerman, Indonesia dan Amerika Serikat. Muslim Pro juga menyediakan layanan berkualitas tinggi, termasuk banyak fitur, seperti tanpa iklan, opsi azan, kemampuan mengunduh dan mendengarkan mural Alquran secara offline, warna tema, ragam bunyi Murot dan lain sebagainya.

Kontroversi Muslim Pro

Selain itu, Anda juga perlu mengetahui fakta-fakta tentang aplikasi versi Muslim Pro.

1). Data Pengguna Dibeli Melalui Broker

Katanya, Muslim Pro menghasilkan uang dengan menjual data lokasi penggunanya kepada pihak ketiga. Dimana, militer AS membeli data pengguna Muslim Pro dari pialang data.

2). Dua Metode Terpisah

Militer AS telah menemukan dua cara terpisah untuk menemukan data lokasi. Pertama, melalui sebuah perusahaan bernama Babel Street dan pendiri Komando Operasi Khusus Locate XUS (USSOCOM), departemen militer berperan dalam memerangi terorisme, pemberontakan, dan misi pengintaian khusus.

Kedua, melalui X-Mode, perusahaan memperoleh data pengguna langsung dari aplikasi, kemudian menjualnya ke kontraktor, dan kemudian mentransfernya ke militer AS. Selain itu, X-Mode membebankan biaya kepada pengembang aplikasi berdasarkan jumlah pengguna.

Menurut laporan dari Vice Motherboard, aplikasi Muslim Pro merupakan salah satu aplikasi dengan jumlah pengirim data X-Mode terbesar. Sebagai referensi Anda, majalah online Motherboard mengidentifikasi Muslim Pro sebagai salah satu dari ratusan aplikasi yang menghasilkan uang dengan menjual data lokasi pengguna ke broker pihak ketiga, yang kemudian menjual data tersebut ke militer AS.

X-Mode, sebuah perusahaan yang terlibat dalam penjualan data lokasi, mengatakan: “Kami melacak 25 juta perangkat di AS dan 40 juta pengguna di wilayah lain (termasuk Uni Eropa, Amerika Latin, dan Asia Pasifik) setiap bulan.” Karenanya, tim Muslim Pro mengaku sedang bekerja keras menjalin kontak dengan partner data termasuk X-Mode.

3. Muslim Pro Dikembangkan oleh Sebuah Perusahaan di Singapura

Muslim Pro sendiri dikembangkan oleh perusahaan Singapura Bitsmedia Pte Ltd. Di Indonesia, Muslim Pro dianggap sebagai salah satu aplikasi Islami terpopuler.

4. Penjelasan dari Muslim Pro

Setelah berita tentang penjualan data pengguna ke militer AS tersebar luas, Muslim Pro melakukan klarifikasi. Mereka bilang beritanya salah. Muslim Pro menulis di situsnya pada Rabu (18 November 2020): “Laporan media bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunanya ke militer AS adalah palsu dan tidak benar.”

Muslim Pro menyatakan bahwa mereka berkomitmen untuk melindungi dan melindungi privasi semua pengguna. Kemudian mereka juga memutuskan hubungan mereka dengan semua partner data, termasuk X-Mode.

Tindakan Global Terkait Isu Penjualan Data Muslim Pro

Tak hanya itu, investigasi juga menemukan aplikasi lain yang mengirimkan data lokasi, termasuk pedometer bernama Accupedo, aplikasi cuaca Global Stroms, dan CPlus Craigslist. Komandan Angkatan Laut Tim Hawkins berkata: “Kunjungan kami ke perangkat lunak digunakan untuk mendukung misi pasukan operasi khusus di luar negeri.”

Dia mengatakan bahwa partainya secara ketat mematuhi prosedur dan kebijakan yang dirumuskan untuk melindungi privasi, kebebasan sipil, hak konstitusional, dan hukum warga negara Amerika. Menurut Senator AS Ron Wyden (Ron Wyden), X-Mode juga mengaku menjual data yang dikumpulkan ke pelanggan militer AS lainnya.

Lebih buruk lagi, menurut survei yang dilakukan oleh motherboard melalui wawancara dengan pengembang aplikasi, mereka tidak tahu di mana data lokasi pengguna dijual.

Faktanya, ketika pengguna memeriksa kebijakan privasi suatu aplikasi, pengguna mungkin tidak menyadari bahwa data tersebut sebenarnya sedang dijual ke berbagai industri termasuk militer.

Salah Satu Tindakan Pemerintah Indonesia

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengikuti isu aplikasi Muslim Pro yang diduga menyalahgunakan atau menjual data pengguna. Menurut Ridwan Kamil, pihaknya memang sehari-hari menjadi pengguna aplikasi tersebut karena dinilai bagus.

Namun, ia menulis dalam unggahannya bahwa jika data tersebut disalahgunakan, jelas merupakan pelanggaran terhadap aturan dasar privasi data dan lokasi pengguna. Saat mengunggah, Kang Emil menyarankan agar pengguna aplikasi Muslim Pro beralih ke aplikasi lain hingga perlindungan data pengguna ditentukan.

Dia menulis di akun @ridwankamil-nya: “Pada saat yang sama, mari kita pindah ke aplikasi lain sampai privasi pengguna dapat ditentukan. Tapi bagaimanapun, semua ini kembali ke pilihan masing-masing.”

Demikian ulasan kami terkait kontroversi penjualan data pengguna di aplikasi Muslim Pro. Bagaimanapun kebenarannya, yang terbaik bagi kita pengguna maupun calon pengguna adalah senantiasa berhati-hati.

Apalagi dalam mengunduh aplikasi baru, sangat penting bagi kita untuk membaca dan memahami ketentuan oleh aplikasi terkait. Semoga ulasan kami menjawab rasa penasaran Anda terkait masalah aplikasi Muslim pro ataupun menambah wawasan baru bagi Anda. Terimakasih sudah singgah.

Link download terkait